Selasa, 01 April 2014

Laporan Kerja Puskesmas


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu. Puskesmas juga  merupakan instansi pemerintah yang wajib bertanggung jawab atas kesejahteraan kesehatan masyarakat terutama ibu dan anak di setiap kecamatannya, terlebih lagi pada daerah-daerah pedalaman yang sulit untuk menjangkau rumah sakit dikarenakan akses terhadap infrastruktur desa yang masih sangat kurang. Fungsi dari puskesmas adalah pusat penggerakan pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama (Fajar, 2009).
Berbeda dengan World Health Organization (WHO) yang mengatakan bahwa derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah, hal ini disebabkan oleh belum dimanfaatkannya sarana pelayanan kesehatan secara optimal oleh masyarakat. Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan pembinaan kesehatan masyarakat telah di bangun Puskesmas. Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan yang mempunyai peran cukup besar dalam upaya mencapai pembangunan kesehatan. Dalam hal ini pengupayaan peningkatan kesehatan ibu di Indonesia dalam masa kehamilan   merupakan salah satu  upaya pembangunan kesehatan.
Kehamilan adalah sejak dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) (Prawirohardjo, 2002: 89). Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis yang mengancam keadaan ibu dan janin. Tenaga kesehatan harus dapat mengenal perubahan yang mungkin terjadi sehingga kelainan yang ada dapat dikenal lebih dini. Misalnya perubahan yang terjadi adalah edema tungkai bawah pada trimester terakhir dapat merupakan fisiologis. Namun bila disertai edema ditubuh bagian atas seperti muka dan lengan terutama bila diikuti peningkatan tekanan darah dicurigai adanya pre eklamsi. Perdarahan pada trimester pertama dapat merupakan fisiologis yaitu tanda Hartman yaitu akibat proses nidasi blastosis ke endometrium yang menyebabkan permukaan perdarahan berlangsung sebentar, sedikit dan tidak membahayakan kehamilan tapi dapat merupakan hal patologis yaitu abortus, kehamilan ektopik atau mola hidatidosa (Mansjor, dkk, 2001: 252).
Mortalitas dan mordibitas pada wanita hamil adalah masalah besar di negara berkembang. Di negara miskin sekitar 25-50 %. Kematian wanita subur usia disebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak produktivitasnya. Tahun 1996 WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin sebenarnya lebih dari 50% kematian di negara berkembang (Prawirohardjo, 2002: 3).
Ibu hamil di negara-negara Afrika dan Asia selatan menghadapi risiko untuk mengalami kematian saat hamil dan melahirkan sekitar 200 kali lebih besar dibandingkan risiko yang dihadapi ibu di negara maju. Karena angka fertilitas di negara berkembang lebih tinggi maka rentang risiko di Afrika I diantara 6000. tiap tahun terdapat dari 150 juta ibu hamil di negara berkembang. Sekitar 500.000 diantaranya akan meninggal akibat penyebab kehamilan, dan 50 juta lainnya menderita karena kehamilannya mengalami komplikasi (Widyastuti, 2003: 1).
Menempatkan upaya penurunan AKI sebagai program prioritas penyebab langsung kematian ibu di Indonesia seperti halnya di negara lain adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia ke dalam perdarahan dan infeksi sebagai penyebab kematian, sebenarnya tercakup pula kematian akibat abortus terinfeksi dan partus lama. Hanya sekitar 50% kematian ibu disebabkan oleh penyakit yang memburuk akibat kehamilan, misalnya penyakit jantung dan infeksi yang kronis. Keadaan ibu sejak pra hamil dapat mempengaruhi terhadap kehamilannya, penyebab tak langsung kematian ibu ini antara lain adalah amenia, kurang energi kronis (KEK) dan keadaan “4 terlalu “ muda / tua, sering dan banyak (Prawirohardjo, 2003: 6).
Demikian tingginya resiko kehamilan pada ibu dapat mengancam keselamatan bahkan dapat terjadi hal yang paling buruk yaitu kematian ibu dan bayi, maka perlu dilakukan upaya optimal guna mencegah atau menurunkan frekuensi ibu hamil yang beresiko tinggi serta penanganannya perlu segera dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak. Dengan demikian pemeriksaan antenatal yang teratur dan secara rutin untuk mendeteksi adanya tanda-tanda resiko tinggi menjadi sangat penting dalam usaha mewujudkan kehamilan dengan ibu dan bayi yang sehat (PPIBU-UNFPA, 1998).
Pada laporan bulanan mencakup periode januari-mei 2013 di wilayah Kerja Puskesmas xx jumlah kehamilan yang berisiko ada sebanyak 48 orang dari 1119 orang ibu hamil (K4) yang berkunjung pada Januari sampai dengan Mei 2013. Berdasarkan data tersebut maka kelompok tertarik mengangkat masalah kesehatan reproduksi yang berhubungan dengan  kehamilan dengan resiko tinggi

1.2              Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Latihan Kerja Peminatan (LKP) pada bagian Kesehatan Reproduksi (KESPRO) Kesehatan Masyarakat bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis mahasiswa di bidang Kesehatan Reproduksi.
1.2.2 Tujuan Khusus
1.         Melakukan pembuatan laporan KIA, KB serta membuat laporan tahunan untuk data-data kepegawaian dan peralatan Puskesmas.
2.         Melakukan pengolahan data Puskesmas
3.         Melakukan pencatatan dengan menggunakan kartu tanda pengenal keluarga, kartu status perorangan, buku register dan rekam kesehatan keluarga.


1.4       Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
 Mampu melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan terpadu Puskesmas dan sistem manajemen Puskesmas yang terdiri dari pencatatan, pelaporan, pengolahan serta pemanfaatan data KIA-KB.

2. Bagi Puskesmas
Untuk meningkatkan kegiatan tentang penyuluhan kesehatan khususnya di bidang Kesehatan Reproduksi  di Puskesmas XX.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar