BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai salah satu
institusi penyelenggara pendidikan nasional dengan kekhususan di bidang Ilmu
kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat
juga turut mengambil bagian dalam peran dan tanggung jawab dalam mempersiapkan
tenaga kesehatan masyarakat yang handal dan berkualitas. Untuk itu dilakukan
penyelenggaraan proses belajar di kelas,
di lapangan (komunitas masyarakat), maupun di puskesmas. Maka kuliah dengan
kegiatana belajar lapangan ini disebut dengan Pengalaman Belajar Lapangan
(PBL).
Dalam rangka
peningkatan keterampilan, kualitas, dan profesionalisme mahasiswa maka wajib
melaksanakan kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan yang merupakan wahana bagi
mahasiswa untuk memahami berbagai permasalahan kesehatan masyarakat di
lapangan, selain itu juga Pengalman Belajar Lapangan ini merupakan salah satu
wujud Tri Dharma perguruan tinggi khususnya bagi mahasiswa Fakultas kesehatan
Masyarakat, kegiatan ini dilaksanakan di puskesmas dan di masyarakat.
Fungsi puskesmas
sebagai pusat pembangunan kesehatan dan pusat pengembangan peran serta
masyrakat masih banyak yang belum memahaminya. Disisi lain, dalam menjalankan
fungsinya, puskesmas belum dapat secara optimal mendorong keterlibatan dan
peran serta masyarakat sehingga komunikasi dengan masyarakat belum berjalan
dengan dua arah. Terhambatnya komunikasi antara puskesmas dan masyarakat
menyebabkan kinerja puskesmas belum dapat menjawab kebutuhan masyarakat
setempat. Untuk itulah peran kesehatan masyarakat dbutuhkan terutama dimana
nantinya diharapkan dapat memberikan pelayanan esensial kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat yang sehat maupun yang sakit. Upaya kegiatan
mengikuti promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Puskesmas XX
merupakan salah satu pusat pembangunan, pembinaan dan pelayanan kesehatan di
Kecamatan XX. Dengan adanya Pengalaman Belajar Lapangan yang dilaksanakan
oleh mahasiswa FKM diharapkan mampu
mengembangkan program pelayanan kesehatan puskesmas, sehingga pelayanan
kesehatan di puskesmas dapat lebih terintegrasi sesuai tujuan kesehatan
nasional.
Kelompok X melaksanakan
PBL di puskesmas XX dengan program wajib Kesehatan Ibu dan Anak serta
Keluarga Berencana.
1.2 SWOT
1.
Untuk mengetahui program upaya kesehatan
Puskesmas XX
2.
Mendukung prasarana kegiatan program
puskesmas meliputi program prioritas dan program pengembangan.
1.3 Manfaat Pengalaman Belajar Lapangan
di Puskesmas
1.
Mampu mengenal sistem pelayanan
puskesmas sesuai dengan visi, misi, dan fungsi puskesmas
2.
Mampu mengaplikasikan bidang keilmuan
yang diperoleh sesuai dengan situasi nyata di Puskesmas XX
BAB III
GAMBARAN PUSKESMAS
2.1 Sejarah Singkat Puskesmas
2.2 Lokasi Puskesmas
2.3 Wilayah Kerja Puskesmas
2.4 Keadaan Demografi
BAB III
SITUASI UPAYA KESEHATAN
3.1 Definisi
Puskesmas
Menurut Depkes 1991, Puskesmas adalah suatu kesatuan
organisasi fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat
yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya
dalam bentuk kegiatan pokok.
Puskesmas adalah UPTD Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
suatu wilayah kerja (Kepmenkes
RI No.128/Menkes/SK/II/2004).
3.2 Visi dan Misi Puskesmas
3.2.1
Visi Puskesmas :
Tercapainya kecamatan sehat menuju
terwujudnya indonesia sehat 2015. Masyarakat yang hidup dalam
lingkungan dan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya.
3.2.2
Misi Puskesmas :
1.
Menggerakkan pembangunan
berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
2.
Mendorong kemandirian hidup sehat
bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya.
3.
Memelihara dan meningkatkan mutu
pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakannya.
4.
Memelihara dan meningkatkan
kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.
3.3 Tujuan Puskesmas
Mendukung tercapainya tujuan pembangunan
kesehatan nasional yakni; meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas.
3.4 Fungsi Puskesmas
1.
Pusat pembangunan berwawasan kesehatan.
2.
Mengupayakan program-program pembangunan
yang berwawasan kesehatan,yaitu :
-
Berupaya menggerakkan lintas sektor dan
dunia usaha di wilayah kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan yang
berwawasan kesehatan.
-
Aktif memantau dan melaporkan dampak
kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya.
-
Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan.
3. Pusat
pemberdayaan keluarga dan masyarakat.
4. Berupaya
agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga, dan masyarakat :
-
Memiliki kesadaran, kemauan dan
kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat.
-
Berperan aktif dalam
memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaan.
-
Ikut menetapkan, menyelenggarakan
dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
5. Pusat
pelayanan kesehatan strata pertama yaitu menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan yang meliputi :
-
Pelayanan
kesehatan masyarakat (public goods)
-
Pelayanan
kesehatan perorangan(private goods)
3.5 Program Pokok Puskesmas
Puskesmas XX melaksanakan 6 program wajib yaitu :
1. Promosi
Kesehatan
2. Upaya
Kesehatan Lingkungan
3. Upaya
Perbaikan Gizi
4. Upaya
Kesehatan Ibu dan Anak termasuk KB
5. Upaya
Pemberantasan Penyakit Menular
6. Upaya
Pengobatan
Ditambah
dengan Program Pengembangan, yaitu :
1. Upaya
Kesehatan Gigi dan Mulut
2. Upaya
Pemberantasan Penyakit tidak menular
3. Upaya
kesehatan Usia Lanjut (USILA)
4. Upaya
Laboratorium Sederhana
3.6 Kedudukan Puskesmas
1. Kedudukan
secara administratif : puskesmas
bertanggung jawab secara teknis maupun administratif kepada Dinkes Dati II
2. Kedudukan
dalam Hirarki pelayanan kesehatan adalah membantu Dinkes Dati II
3.7 Jangkauan Pelayanan Kesehatan
Sesuai
dengan keadaan geografis luas wilayah, sarana yang berhubungan dan kepadatan
penduduk dalam wilayah kerja puskesmas, semua penduduk mudah mengakses pelayanan kesehatan.
Agar jangkauan lebih merata diadakan puskesmas pembantu, penempatan bidan-bidan
di desa dengan pelayanan yang ada termasuk
puskesmas keliling. Selain itu ada pula pergerakan peran serta masyarakat untuk
mengelola posyandu yang dapat menunjang pelayanan kesehatan.
3.8 Data Penyakit
10 penyakit
terbesar di Puskesmas XX :
No.
|
Jenis Penyakit
|
Jumlah
|
1.
|
ISPA
|
443
|
2.
|
Diare
|
221
|
3.
|
Gastritis
|
457
|
4.
|
Infeksi Kulit
|
58
|
5.
|
Alergi Kulit
|
46
|
6.
|
Hipertensi
|
467
|
7.
|
ISPB
|
390
|
8.
|
Reumatik
|
471
|
8.
|
Karies gigi
|
238
|
10.
|
Roda paksa dll
|
27
|
|
|
|
BAB
IV
KEGIATAN
POKOK PUSKESMAS
CAKUPAN KEGIATAN
PENILAIAN KESEHATAN IBU DAN ANAK TERMASUK KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMAS XX TAHUN 2013
NO
|
JENIS KEGIATAN
|
SATUAN
|
TARGET
SASARAN
(T)
|
PENCAPAIAN
(H)
|
CAKUPAN
|
VARIABEL
(V)
|
|||||
A
|
Kesehatan Ibu
1.
Pelayanan
Kesehatan bagi Bumil sesuai standard,untuk kunungan lengkap
2.
Drop
out K4—K1
3.
Pelayanan
pesalinan oleh tenaga kesehatan termasuk persalinan pendampingan dukun oleh
tenaga kesehatan sesuai stan dard
4.
Pelayanan
nifas lengkap (ibu dan neonates) sesuai standar (KN3)
5.
Pelayanan dan atau rujukan ibu hamil risiko
tinggi/komplikasi
|
Ibu
hamil
Ibu
Hamil
Ibu
Bersalin
Ibu/Bayi
Ibu
Hamil
|
643
129
614
614
13
|
514
88
517
452
13
|
79,9%
68%
84,2%
73,6%
100%
|
B
|
Kesehatan Bayi
1.
Penanganan dan atau rujukan neonates resiko tinggi
2.
Cakupan
BBLR ditangani
|
Bayi
Bayi
|
33
5
|
33
5
|
100%
100%
|
C
|
Upaya Kesehatan Balita dan Anak
Pra Sekolah
1.
Pelayanan
deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang anak pra sekolah
|
Balita
|
880
|
880
|
100%
|
D
|
Upaya Kesehatan Anak Usia
Sekolah dan Remaja
1.
Penyuluhan
anak usia sekolah dasar oleh nakes atau tenaga terlatih/guru UKS/dokter kecil
2.
Cakupan
Pelayanan kesehatan reproduksi remaja
|
Sekolah
Anak
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
E
|
Pelayanan Keluarga Berencana
1.
Akseptor
KB aktif di puskesmas
2.
Akseptor
aktif MKET di Puskesmas
3.
Akseptor
MKET dengan komplikasi
4.
Akseptor
MKET mengalami kegagalan
|
PUS
Orang
Orang
Orang
|
9085
1157
100
1
|
1596
999
20
1
|
35,1%
86,4%
20%
100%
|
Pembahasan
Untuk
memperhitungkan cakupan maka angka target (T) merupakan pembagi (denominator)
terhadap pencapaian hasil kegiatan (H) dalam proses pengolahan data. Secara
sedehana dapat disimpulkan :
Penilaian
Kinerja ditetapkan menggunakan nilai ambang untuk tingkat kelompok Puskesmas,
yaitu :
Cakupan
Pelayanan
- Kelompok I : Tingkat pencapaian hasil ≥ 91%
- Kelompok II : Tingkat pencapaian hasil = 81- 90%
- Kelompok III : Tingkat pencapaian hasil ≤ 80%
Dinas
Kesehatan Kabupaten /Kota untuk mengetahui tingkat kinerja puskesmas di
wilayahnya, maka kinerja puskesmas akan dikelompokkan menjadi 3 kelompok
puskesmas.
- Kelompok I : Puskesmas dengan tingkat kinerja baik
- Kelompok II : Puskesmas dengan tingkat kinerja cukup
- Kelompok III : Puskesmas dengan tingkat kinerja kurang
Berdasarkan
tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata cakupan dari masing-masing variable
yaitu :
79,9% + 68%+ 84,2% + 73,6% +100% +100% +100% +100% +35,1% +86,4%+20%+100%
14
=
955,3/14
= 68,2%
Dari
hasil diatas dapat disimpulkan bahwa
rata-rata cakupan kinerja
PUSKESMAS XX adalah 68,2% sehingga Puskesmas tersebut termasuk dalam
kategori kelompok III yaitu kinerja puskesmas yang masih kurang.
Gambaran Program KIA di PuskesmasXX
- Tenaga Kesehatan
Ø Jumlah
dokter umum ada 6 orang
Ø Jumlah
dokter gigi ada 1 orang
Ø Jumlah
bidan ada 36 orang, 2 orang telah terlatih dalam pelayanan KB, 7 orang bidan yang ada di ruangan
KIA, bidan yang berada di Pustu sebanyak 27 orang
Ø Jumlah
perawat di poli umum puskesmas ada 18 orang
- Fasilitas Kesehatan.
Ø Dana
untuk program KIA sudah cukup
Ø Ketersediaan
ambulans ada 1 unit
Ø Ketersediaan
obat dan alat KB
cukup
Ø tersedia peralatan seperti
tensimeter, incubator,bed
ginekologi, lampu sorot, timbangan bayi, box bayi, partus set,
dll
Ø Jenis
KB : IUD, MOW, MOP, Implant, Suntikan, Pil, Kondom
- Kegiatan
Ø Pemeliharaan
kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak balita
Ø Deteksi dini faktor resiko ibu hamil
Ø Pemantauan tumbuh kembang balita
Ø Imunisasi Tetanus Toxoid
Ø Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek
dalam mencapai tujuan program KIA
Ø Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita dan
anak pra sekolah untuk macam-macam penyakit ringan
Ø Posyandu
Ø Pemeriksanan Ibu hamil, bayi dan balita ke setiap
wilayah kerja
Ø Pemberian KB gratis
Analisis SWOT Program KIA di
PuskesmasXX
1. Kekuatan
Ø Jumlah
tenaga kesehatan seperti bidan sudah memadai
Ø Fasilitas
kesehatan di bidang KIA sudah
cukup
Ø Kegiatan
Posyandu tiap bulan dilaksanakan di desa wilayah kerja puskesmas
Ø Koordinasi
antar bidan
baik
Ø Frekuensi
kehadiran Tenaga Kesehatan baik
2. Kelemahan
Ø Kurang
promosi kesehatan mengenai program KIA di Puskesmas
Ø Pencacatan
laporan KIA dan KB belum
lengkap
Ø
Upaya
Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja belum
menjadi salah satu program utama KIA
3. Peluang
Ø Jumlah petugas KIA dan KB yang cukup
Ø Lokasi Puskesmas strategis
4. Hambatan
Ø Pengetahuan masyarakat tentang Puskesmas sebagai
sarana kesehatan strata pertama masih kurang.
BAB V
HASIL
5.1 HASIL
LAPORAN PUSKESMAS PROGRAM KIA
Grafik 1. Pemeriksaan
pertama (K1) pada ibu hamil tahun 2010-2012
Berdasarkan grafik di atas, diketahui
Kunjungan Pertama pada ibu hamil yang paling tinggi tahun 2010 tepatnya
bulan Mei. Dan kunjungan pertama yang
paling rendah di ketahui pada Maret 2012.
Grafik 2. Pemeriksaan
terakhir (K4) pada ibu hamil tahun 2010-2012
Berdasarkan grafik di atas, diketahui kunjungan ke empat pada ibu hamil
paling tinggi jumlahnya pada April 2010, dan pada Maret 2012 diketahui sebagai kunjungan ke-4 terrendah dalam kurun
waktu 3 tahun.
Grafik 3. Persalinan
Oleh Nakes tahun 2010-2012
Berdasarkan grafik di atas, diketahui persalinan oleh tenaga kesehatan
yang paling tinggi jumlahnya pada Mei 2010 dan persalinan paling rendah
jumlahnya pada Februari 2011.
Grafik 4.jumlah bayi yang
diperiksa tahun 2010-2012
Pada grafik di atas diketahui jumlah
bayi yang diperiksa terbanyak pada Mei 2010 dan jumlah bayi yang paling sedikit
diperiksa pada bulan Juli 2012.
Grafik 5. Pemeriksaan
Tumbuh Kembang Balita
Berdasarkan grafik di atas, diketahui
balita yang diperiksa tumbuh kembangnya
paling tinggi jumlahnya pada
tahun 2011 dan jumlah bayi yang diperiksa tumbuh kembangnya paling sedikit
pada Oktober 2010.
Grafik 6. Pemakaian Akseptor Baru dan Akseptor Aktif Alat Kontrasepsi
Berdasarkan grafik di atas, diketahui bahwa alat kontrasepsi yang paling
banyak digunakan di wilayah kerja Puskesmas Bahorok adalah alat suntik dan
terbanyak pengguna KB dengan metode suntik
pada tahun 2010. Di lihat dari
kurun waktu 2010 sampai 2012 pemakaian kontrasepsi secara keseluruhan menurun
dari 2 tahun sebelumnya.
BAB
VI
PENUTUP
6.1
Kesimpulan
1.
Rata-rata cakupan kinerja puskesmas XX adalah 68,2% sehingga Puskesmas tersebut termasuk dalam
kategori kelompok III yaitu kinerja puskesmas di bidang KIA masih kurang.
2.
Tahun 2012 mayoritas program kegiatan
KIA dan KB di Puskesmas xx cakupannya mengalami penurunan dari 2 tahun
sebelumnya.
- Kunjungan Pertama pada ibu hamil yang paling tinggi pada Mei 2010 sedangkan kunjungan pertama yang paling rendah di ketahui pada Maret 2012.
- Kunjungan ke empat pada ibu hamil paling tinggi jumlahnya pada April 2010, dan pada Maret 2012 diketahui sebagai kunjungan ke-4 terrendah.
- Persalinan oleh tenaga kesehatan yang paling tinggi jumlahnya pada Mei 2010 dan persalinan paling rendah jumlahnya pada Februari 2011.
- Jumlah bayi yang diperiksa terbanyak pada Mei 2010 dan jumlah bayi yang paling sedikit diperiksa pada bulan Juli 2012.
- Balita yang diperiksa tumbuh kembangnya paling tinggi jumlahnya tahun 2011 dan jumlah bayi yang diperiksa tumbuh kembangnya paling sedikit pada Oktober 2010.
- Alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan di wilayah kerja Puskesmas XX adalah dengan metode suntik( terbanyak pengguna KB dengan metode suntik pada tahun 2010). Di lihat dari kurun waktu 2010 sampai 2012 pemakaian kontrasepsi secara keseluruhan menurun dari 2 tahun sebelumnya.
6.2 Saran
- Promosi kesehatan Puskesmas sebagai sarana kesehatan pratama lebih digalakkan lagi.
- Pencatatan dan pelaporan semua program kegiatan lebih dilengkapi lagi.
- Cakupan setiap program KIA dan KB lebih diperhatikan setiap tahunnya.
- Upaya kesehatan anak dan remaja sebaiknya juga dijadikan sebagai program kegiatan utama KIA di Puskesmas XX.
DAFTAR
PUSTAKA
http://arieswidiyoko.wordpress.com/2012/09/22/belajar-simpus/
DOKUMENTASI
KEGIATAN KIA PUSKESMAS BAHOROK